Minggu, 19 Januari 2020

bertahan seperti kaktus



Mencoba bertahan seperti kaktus

Jika diantara kita ada yang baru masuk kuliah, atau baru mulai bekerja, atau baru mencari pengalaman, atau pastinya berada di tempat yang baru dan asing baginya. Maka akan ada beberapa rasa yang pastinya ia alami seperti, asing, dan adaptasi.  
Ada banyak seri pengalaman hidup seorang manusia , semakin ia tangguh semakin ia cepat berdamai dengan tempat barunya. Ia yang berusaha bertahan dan sesegera mungkin berdamai dengan dirinya . di tempat yang baru, di lingkungan yang baru, di keadaan yang baru, dengan tantangan yang baru. Sejenak ada perasaan kesendirian dalam diri. Lantas ia berbisik pada dirinya “aku sendirian” , “tak ada yang menemaniku”. Namun sejatinya ia tak benar-benar sendirian. Ia tak benar-benar tak memiliki teman. Jika kita benar-benar sendirian dan tak ada manusia dan hewan di sekitar kita pun sejatinya kita tak pernah benar-benar sendirian. Karna Allah selalu bersama kita dimanapun kita berada  dan dia MAha mengetahui ( Al-Hadid: 4). Lantas apa yang harus ditakutkan. Namun jika Allah murka pada kita dan kita benar-benar jauh dari rahmatnya itulah yang sejatinya kita harus tangisi. Di sisi ini kita harus tetap bersyukur dan jika batas kesendirianmu meronta maka sujudlah padaNYa dan katakan “ Rabbi laa takkillini ila nafsy tharfata ‘ain” Ya Rabb jangan tinggalkan aku meski hanya kedipan mata. Lantas sedihmu sirna, kemudian percaya dirimu muncul, in sya Allah.
Selalu ada alasan mengapa kita bertahan , selalu ada pertanyaan kenapa kita masih ada disini , di tempat ini. Dalam ilmu neurolinguistik , coach saya pernah mengajarka kalimat “why” adalah semangat dasar seorang manusia. Untuk itulah, Kejelasan alasan yang membuat kita semakin tangguh, temukan alasan itu dan kita akan bisa bertahan. Lalu mengapa anda masih bisa bertahan disini?.
Pasti ada beribu alasan dalam pikiran anda namun dari semua alasan itu pasti ada alasan terkuat. Entah karna target hidup, cita-cita hidup, atau untuk bertahan hidup. Atau dengan alasan simple yang sebenarnya penuh dengan keberkahan, yaitu karna Allah ta’ala.  Tak ada alasan yang paling indah selain alasan itu , benar kan?. Namun coba kita cek ke dalam hati kita paling dalam apakah benar karena Allah?, atau hanya menjadi alasan pemanis mulut saja agar terlihat agamis?. 
Menurut penulis alasan kita bertahan yang pertama adalah di tempat yang baru ini kita menjadi lebih baik dari sisi agamanya, pendidikannya, pengalamannya, dll. Namun jika harus memilih salah satu, minimal agama kita tidak menjadi lebih buruk dari sebelumnya, dan tidak terpengaruh dengan keburukan lingkuangan yang baru . sebab lingkungan adalah hal yang penting, betapa banyak manusia terlena dengan luar biasanya pendidikan di luar sana, namun agamanya terkekang dan terpuruk. Betapa banyak bahkan yang terlena dengan fasilitas hingga meninggalkan agamanya. Tidak kawan jangan lakukan itu jika kau sudah mengerti dirimu takkan sanggup. Namun jika dirimu sangggup bertahan dengan hanifnya Islam dan karena suatu misi tertentu missal pendidikan atau belajar lainnya, maka urusannya kembali padamu.
Alasan yang kedua kita tetap bertahan adalah kebutuhan mendesakmu yang bisa membahayakan  nanyawamu (nafs) atau empat hal lain yang perlu anda jaga (dharuriyyatul khams) yaitu diin (agama), , nasl (keturunan), maal ( harta), aql ( akal). Agama ini indah dan tidak memberatkan, dan akan menjaga keberlangsungan hidup manusia. Inilah agama yang wasathiyyah yang menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Alasan lain bisa lahir dari cita-cita diri, atau tujuan ke depan atau target hidup. Maka aspek ini akan kembali kepada penjelasan di atas. Lingkungan yang baik akan dapat menuntun anda menjadi pribadi yang baik dan berkembang, sejalan dengan fitrah dan bisa kebih bahagia.
Ketika kita sudah mengetahui alasan-alasan tersebut tinggal kita berperan menjadi peran yang diinginkan  di tempat baru, guru, murid, atau peran lainnya. Gunakan waktu anda dengan baik agar tidak disibukkan dengan masa lalu, berfikirlah ke depan , move on dan susun beberapa rencana ke depannya. Ataupun target dan karya yang ingin anda buat . waktu dan usaha anda lah yang menjawab . sertakan dalam sujud-sujud anda, lepaskan semangat anda dan bertahannlah layaknya kaktus . ia berthan di suhu extreme dan tentap bertahan, ia punya struktur pengelolaan tubuh yang baik, dan memiliki duri, durinya bukan untuk menyakit orang lain, namun ia hanyalah pelindung dari segala bahaya yang ingin mendekat.
Dalam sirah , yaitu dalam perang khandak , kita diajarkan untuk bersabar dan semakin yakin atas mimpi dan harapan manusia mulia , Rasululullah. Di cuaca yang extreme, dingin dan berangin kencang dimana tidak ada makanan dan dalam kondisi perang. Para sahabat  tetap siaga bahkan keyakinannya semakin tajam atas kemenangan Islam meski harus berlelah dan berjuang sekuat tenaga , bertahan dan mempertahankan madinah dari musuh yang mengepung , hingga Allah membinasakan musuh-musuh Allah dan memenangkan umat Islam.
Sekeras apa pun hidup, hidup harus terus berjalan dan dirimu tidak benar-benar sendirian selama ada Allah yang anda prioritaskan. Bertahanlah dengan sebuah alasan yang alasan itu Allah bisa mencintaimu dan meridhoi langkahmu.

Avnie suhayla
Ahad, 19 Januari 2020
@DQ 2 Gunung sindur, Bogor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

p e l a t i h a n jurnalistik - ppt download

p e l a t i h a n jurnalistik - ppt download : Ciri utama naskah jurnalistik: Jenis tulisan : 1. Non Fiksi = Isinya berupa data dan fakta ...